Minggu, 11 Mei 2014

Alih Kode dan Campur Kode


A.    Alih Kode
Menurut Gumperz (1982:59) alih kode adalah peralihan suatu ujaran lain dalam dua sistem gramatika yang berbeda. Sedangkan menurut Appel (1976:79) alih kode ialah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.
Konsep alih kode mencakup kejadian dimana kita beralih dari suatu dialek ke dialek lain. Alih kode terjadi untuk menyesuaikan peran, atau adanya tujuan tertentu seorang penutur sengaja beralih kode. Alih kode dikategorikan sebagai peristiwa bahasa yang positif karena peralihan kode satu ke kode yang lainnya disadari oleh pemakainya.
      Secara umum, penyebab alih kode antara lain :
            1.      Pembicara atau penutur
            2.      Pendengar atau lawan tutur
            3.      Perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga
            4.      Perubahan situasi formal dan informal, atau sebaliknya
            5.      Perubahan topik pembicaraan

      Soewito membedakan alih kode ke dalam dua jenis, yaitu :
            1.     Alih kode interen
           Alih kode interen ialah alih kode yang berlangsung antar bahasa sendiri.
           2.      Alih kode eksteren
           Alih kode eksteren ialah alih kode yang terjadi antara bahasa asli dengan bahasa asing.


B.     Campur Kode
Pembicaraan mengenai alih kode biasanya diikuti dengan pembicaraan mengenai campur kode. Kedua peristiwa yang lazim terjadi di masyarakat yang bilingual ini mempunyai kesamaan yang besar, sehingga seringkali sukar dibedakan.
Fasold (1984) menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan campur kode dan alih kode. Kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase dalam satu bahasa, dia telah melakukan campur kode. Tetapi apabila satu klausa, jelas-jelas memiliki struktur gramatika satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut struktur gramatika bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode.
Campur kode dapat berupa campuran serpihan kata, frase, dan klausa satu bahasa di dalam bahasa lain yang digunakan. Intinya, ada satu bahasa yang digunakan, tetapi di dalamnya terdapat serpihan-serpihan dari bahasa lain.

Senin, 05 Mei 2014

Kemarau Warga Pusing

Tanjungpinang. Warga Desa Tebang Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluhkan susahnya mendapat air. Kemarau yang terjadi membuat sumur-sumur dan perigi mulai mengalami kekeringan. Beberapa warga terpaksa membeli dan mengangkut air dari tempat yang lumayan jauh dan terkadang harus mengantri.
"Air susah, hujan terakhir seminggu yang lalu. Setelah itu tidak hujan lagi." Ujar salah seorang warga.
Beberapa warga juga mulai mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terkadang mereka mengupah orang untuk mengisi air ke dalam drum dari perigi yang mulai mengering tersebut. Warga hanya bisa bersabar dan berharap hujan segera turun.

Anak 11 Tahun diamankan Polisi

Tanjungpinang. Pelaku pencurian semakin beragam. Bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kali ini AP (11) warga  jalan Terong, Bukit Cermin diamankan oleh anggota Polsek Tanjungpinang Barat karena dugaan kasus pencurian motor milik tetangganya. Peristiwa itu berawal pada Minggu (3/4), korban memarkirkan sepeda motor di dalam garasi rumahnya. Saat itu korban lupa mengunci pintu garasi rumahnya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh AP yang masuk dan melarikan sepeda motor Honda Revo BP 3681 TU milik korban.
Korban baru menyadari motornya hilang pada Minggu (4/4) sekitar pukul 08.00. Setelah memastikan sepeda motornya hilang, akhirnya korban melapor ke Polsek Tanjungpinang Barat. “Pelaku masih dibawah umur. Kini kami amankan di Polsek bersama barang buktinya. Sekitar pukul 11.00 siang pada Minggu (04/4). Dia di tangkap di jalan Sunaryo tidak jauh dari Polsek Tanjungpinang Barat. Karena pelaku masih di bawah umur, kita tidak sembarang juga untuk memprosesnya,” jelas Basrul.

Penipuan Ponsel Kembali Menelan Korban

Tanjungpinang. Kasus penipuan dan hipnotis melalui ponsel kembali marak. Kali ini korban adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang berdomisili di Jakarta. Jum’at (2 Mei 2014) siang itu, Sang Ibu ditelepon oleh nomor tak dikenal. Beliau segera mengangkat karena menyangka itu adalah nomor kerabat korban. Setelah diangkat, suara di seberang mengatakan bahwa Rahmat, anak bungsu korban yang sekarang berdomisili di Tanjungpinang ditangkap pihak kepolisian. Tidak dijelaskan alasan penangkapan. Sang penelepon kemudian meminta dikirimkan pulsa sejumlah 250.000.
Korban sempat menelepon salah satu kerabat yang juga berdomisili di Tanjungpinang. Tetapi nomor hp kerabat yang dituju malah tidak bisa dihubungi. “Eyang sempat menghubungi, tetapi tidak bisa.” ujar korban. Merasa panik korban segera ke counter dan membelikan pulsa sesuai nominal yang diminta. Padahal korban telah dilarang oleh suaminya. Tetapi korban seakan tak peduli dan berjalan diluar kendali ke tempat pengisian pulsa tersebut.

Selang beberapa waktu kemudian, korban mendapat kabar bahwa anaknya baik-baik saja. Barulah korban sadar kalau dirinya telah ditipu.

Lambat ditangani, Bayi Meninggal

Batam. Elfi, warga Ruli Rawa Indah ini hanya bisa terdiam melihat jenazah sang buah hati. Bayi pertama yang telah ditunggu selama lima tahun meninggal karena tertelan air ketuban. Lambannya penanganan yang diberikan pihak rumah sakit membuat mereka harus rela kehilangan bayi perempuan itu.
Menurut Epa, salah seorang saudara Elfi, bayi tersebut meninggal di rumah sakit setelah dioperasi. Proses yang bertele-tele sempat membuat pihak keluarga pasrah. Pasien yang seharusnya mendapat penanganan segera malah harus menunggu untuk dioperasi. Permintaan pihak keluarga untuk segera melakukan operasi di tolak mentah-mentah oleh pihak rumah sakit. Bahkan, pasien sempat diminta untuk melakukan proses persalinan secara normal.
Sementara itu, pihak rumah sakit mengaku telah melakukan prosedur yang tepat. “Kami sudah melakukan sesuai prosedur. Kami sudah cek nadi, cek kondisi, semua sudah kami lakukan. Memang saat itu kondisi istri normal, tapi kondisi janin yang kurang sehat,” tegas Wakil Direktur RSUD Embung Fatimah, Gunawan B. Sentosa.

Pertolongan Berdampak Penusukan

Batam. Pelaku penusukan Andri Sofyan, jurnalis TV hingga saat ini belum berhasil diringkus. Diduga pelaku telah kabur dari Batam. Pelaku diketahui bernama Loren, tetangga korban sendiri. Namun, Kapolsek Sekupang, Robertus Herry mengaku akan terus mengusut kasus yang termasuk penganiayaan yang mengakibatkan luka berat.
Kasus ini bermula dari bantuan yang diberikan korban dan istri kepada istri Loren, Ni yang melaporkan kasus KDRT yang telah dilakukan oleh pelaku ke Mapolsek Sekupang, beberapa waktu yang lalu. Karena tidak senang, 2 hari kemudian Loren mendatangi korban dengan membawa sebilah pisau yang berakibat pada penusukan.

Bayi Kembar Akhirnya Bisa dibawa Pulang

Tanjungpinang. Alim (36) dan Aci (36), orangtua dari bayi kembar yang dilahirkan di RSUD Tanjungpinang akhirnya bisa bernafas lega. Keterbatasan biaya dan tidak adanya KTP membuat mereka mengalami kesulitan dalam memperoleh layanan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah. Beruntung Wali Kota Tanjungpinang H.Lis Darmansyah segera turun tangan mengatasi permasalahan yang sempat membuat mereka pusing tujuh keliling tersebut. Menurut Lis, meskipun mereka bukan warga Tanjungpinang dan tidak memiliki kartu identitas, mereka tetap mendapat perhatian pemerintah kota.
“Kami sudah bisa pulang Besok (hari ini).” ucap Alim puas. Beliau juga tak henti mengucapkan terimakasih atas bantuan yang tidak pernah mereka bayangkan itu.