A. Alih
Kode
Menurut Gumperz
(1982:59) alih kode adalah peralihan suatu ujaran lain dalam dua sistem
gramatika yang berbeda. Sedangkan menurut Appel (1976:79) alih kode ialah
gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.
Konsep alih kode
mencakup kejadian dimana kita beralih dari suatu dialek ke dialek lain. Alih
kode terjadi untuk menyesuaikan peran, atau adanya tujuan tertentu seorang
penutur sengaja beralih kode. Alih kode dikategorikan sebagai peristiwa bahasa
yang positif karena peralihan kode satu ke kode yang lainnya disadari oleh
pemakainya.
Secara umum, penyebab alih kode antara lain
:
1.
Pembicara atau penutur
2.
Pendengar atau lawan tutur
3.
Perubahan situasi dengan hadirnya orang
ketiga
4.
Perubahan situasi formal dan informal,
atau sebaliknya
5.
Perubahan topik pembicaraan
Soewito
membedakan alih kode ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Alih kode interen
Alih
kode interen ialah alih kode yang berlangsung antar bahasa sendiri.
2.
Alih kode eksteren
Alih
kode eksteren ialah alih kode yang terjadi antara bahasa asli dengan bahasa
asing.
B. Campur
Kode
Pembicaraan mengenai
alih kode biasanya diikuti dengan pembicaraan mengenai campur kode. Kedua
peristiwa yang lazim terjadi di masyarakat yang bilingual ini mempunyai
kesamaan yang besar, sehingga seringkali sukar dibedakan.
Fasold (1984)
menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan campur kode dan alih kode. Kalau
seseorang menggunakan satu kata atau frase dalam satu bahasa, dia telah
melakukan campur kode. Tetapi apabila satu klausa, jelas-jelas memiliki
struktur gramatika satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut struktur
gramatika bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode.
Campur kode dapat berupa campuran
serpihan kata, frase, dan klausa satu bahasa di dalam bahasa lain yang
digunakan. Intinya, ada satu bahasa yang digunakan, tetapi di dalamnya terdapat
serpihan-serpihan dari bahasa lain.